Minggu, 20 Agustus 2017

Pendakian Gunung Gede Pangrango via Jalur Cibodas

PENDAKIAN GUNUNG GEDE PANGRANGO VIA JALUR CIBODAS


(Peta jalur pendakian Cibodas)

Sebetulnya Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) menyuguhkan dua puncak tertinggi nya yaitu Puncak Gede (2958 mdpl) dan Puncak Pangrango (3019 mdpl) karena memang di gunung ini terdapat dua buah gunung yang letaknya berdekatan dan bisa di akses melewati jalur pendakian yang sama.

Tetapi kali ini penulis bakal mengshare pengalaman menuju puncak gede karena penulis memang belum pernah ke puncak pangrango, mungkin di lain kesempatan penulis bakal ke puncak pangrango insyaallah jika di beri kesempatan, waktu, dan biaya. Hihihi

Ok cekidot guysss, pada tanggal 16 mei 2017 kemarin saya berkesempatan menyambangi gunung gede bersama 4 orang sahabat saya yaitu thamrin (ambin), ipey, fadil, dan pacarnya mba nunu.
Kami berlima berangkat dari bogor pada hari selasa tanggal 16 mei kemarin.
Persiapan sudah kami mulai sejak jauh-jauh hari, mulai dari simaksi, alat, dan logistik.

Oh ya untuk menyambangi sebuah taman nasional di Indonesia di butuhkan sebuah surat ijin, yaitu SIMAKSI (surat ijin masuk kawasan konservasi).
Untuk mengurus simaksi gunung gede sendiri kalian harus mengurus nya secara online di website booking.gedepangrango.org booking bisa dilakukan dari 2 bulan sampai 2 hari sebelum pendakian.

Pada malam harinya tgl 15, kami melakukan briefing dan meeting point di kost'an fadil sambil ngopi kami merencanakan semuanya dan juga packing barang juga logistik yang sudah di beli.

(Packing barang)

Kami berlima memutuskan untuk berangkat pada jam 3 dini hari, ya karena kami memang ingin memulai pendakian pada pagi harinya yaitu jam 7 pagi.
Maka berangkatlah kami berlima menggunakan sepeda motor pada jam 3 dini harinya karena jarak dari Bogor menuju Cibodas membutuhkan waktu 2 jam perjalanan.
Sebenarnya kami berangkat berenam bersama salah satu sahabat saya billy tapi dia cuma mengantarkan kami saja karena memang tidak mungkin kami berlima berangkat menggunakan 2 sepeda motor dengan anggota lima orang.

Sebelum kami menuju basecamp pendakian waktu itu kami sempat sarapan dahulu menikmati sepiring lontong sayur di sebuah warung di daerah Cibodas untuk mengisi tenaga sebelum melakukan pendakian.


(Dari kiri, mba nunu, fadil, penulis, billy, ipey)
(Sarapan dulu gaesss)
Merasa sudah kenyang dengan sarapan lontong yang sudah kami santap kami pun bergegas menuju ke pos pemeriksaan yg jarak nya lumayan jauh dari kantor TNGGP.
Disana kami sudah di sambut oleh penjaga pos pendakian dan menyerahkan simaksi yang sudah kami buat, tidak lupa pula penjaga pos pendakian pun mengingatkan kami supaya berhati-hati dan amanat yang besar pun di ingatkan yaitu untuk tidak membuang sampah sembarangan dan membawa kembali sampah turun dan di buang pada tempatnya. Karena pepatah lama mengatakan "membawa turun sampah mu tidak sesulit melupakan mantan pacar mu". Hihihi

Dan eng.. ing.. eng.. akhirnya kami pun mulai melakukan pendakian tepat pada jam 7 pagi, trek pertama yang kami hadapi adalah berupa bebatuan yang sudah di susun sedemikian rupa dengan trek yang datar dan sedikit menanjak. Tidak lupa suara kicau burung pun menemani pendakian kami di pagi itu, udara yang sejuk seolah sangat nikmat untuk di hirup hal yang sangat jarang sekali ditemukan oleh orang yang tinggal di perkotaan.
Pepohonan yang rimbun khas hutan di jawa barat pun serasa sangat menyegarkan mata.

Tidak lama sekitar satu jam berjalan pun kami sudah sampai di pos pertama yaitu Telaga Biru.
Telaga biru memiliki luas 1,5 hektare dengan air danau yang berwarna kebiruan apabila terkena sinar matahari karena di danau ini terdapat ganggang yang berwarna biru.
(Telaga biru foto by setantimur.blogspot.com)
Sesampainya di pos telaga biru kami pun langsung beristirahat karena maklum satu jam lebih perjalanan terasa berat bagi kami yang jarang olahraga dan pendaki pemula
(Pos telaga biru, dari kiri penulis, ipey, fadil, ambin)
Setelah kurang lebih 15 menit kami melepas lelah, akhirnya kami kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya kami tiba di sebuah jembatan yang sangat panjang yang berdiri di atas sebuah rawa. Ya namanya adalah Rawa Gayonggong sebuah rawa yang sangat luas.
Jembatan di rawa ini sangat cocok sekali untuk kamu yang hobi foto karena tempatnya yang sangat instagrammable banget kalo kata anak jaman sekarang.
(Dari kiri, ambin, penulis, ipey, fadil)
       
(Dari kiri, mba nunu, fadil, ipey, penulis, ambin)
(Fadil dan mba nunu so sweet banget)
(Adik kakak)
(Background Gunung Pangrango)
Beranjak dari gawa gayonggong perjalanan kami lanjutkan kembali, trek yang kami lewati masih sama yaitu masih berupa bebatuan yang sudah di susun sedemikian rupa.
Hingga akhirnya kami tiba di sebuah persimpangan jalan, untuk menuju ke puncak gede yaitu ke arah kiri, untuk ke air terjun Cibeureum yaitu ke kanan.
Ya !!! Ke Gunung Gede Pangrango via jalur Cibodas memang menawarkan pemandangan alam indah yang sangat sayang untuk dilewatkan jika tadi di awal perjalanan kita di suguhkan indahnya Telaga biru, Rawa Gayonggong, dan sekarang Air terjun Cibeureum nanti diatas sana masih ada lagi keindahan gunung gede yaitu Air panas dan Air terjun Panca Weuleuh.

Namun untuk memangkas waktu pendakian kami memutuskan untuk tidak mengunjungi air terjun Cibeureum karena memang letaknya yang masih jauh dari persimpangan dan memakan banyak waktu.
Perjalanan pun kami lanjutkan dengan trek yang masih sama tapi kali ini jalur semakin menanjak yang lumayan melelahkan, melewati beberapa pos pendakian seperti pos rawa denok, batu kukus 1, batu kukus 2, dan akhirnya pada jam 9 pagi kami sampai di pos batu kukus 3 dengan trek yang makin menanjak yang sangat melelahkan mungkin karena stamina kami juga sudah habis.
Setelah beristirahat sebentar dan ngemil untuk mengisi tenaga, kamipun melanjutkan kembali perjalanan.
Setelah kurang lebih 45 menit kami berjalan kamipun sampai di pos Air panas di pos Air panas ini kami harus melewati sebuah trek yang sangat ekstrim yaitu jalan setapak berupa bebatuan yang setengah nya terendam air panas yang bisa mencapai suhu 70 derajat celcius, kamipun harus berjalan berpegangan pada seutas tali jika tidak mungkin terpeleset karena memang sangat sangat licin.
(Air panas, mba nunu eksis hihihi)
(Ambin sedang menaklukkan trek Air panas)
Setelah dari Air panas kami langsung melanjutkan pendakian sekitar setengah jam perjalanan kami tiba di pos Kandang batu.
Di pos ini kami sempat istirahat beberapa menit karena stamina kami yang sudah habis.
(Capekkk parahhh bray)
Setelah istirahat sejenak kami lanjutkan kembali pendakian kami, kurang lebih 15 menitan kami berjalan tibalah kami di sebuah Air terjun lagi yaitu Air terjun Panca Weuleuh. Seperti yang sudah penulis bilang tadi jalur Cibodas ini memang menyuguhkan spot spot yang sangat indah sekali, air terjun panca weuleuh ini memang sangat indah sekali dan cocok untuk foto-foto.
(Air terjun Panca Weuleuh foto by Ezytravel.blog)
Setelah melewati air terjun panca weuleuh kami masih harus melanjutkan perjalanan yang masih panjang untuk bisa mencapai tempat mendirikan tenda.
Perjalanan kami lanjutkan, trek pun semakin menanjak dan sangat melelahkan.
Setelah berjalan dan berhenti beberapa kali akhirnya kamipun sampai di Kandang Badak, ya Kandang badak adalah lahan yang lumayan luas dan cukup datar bisa memuat banyak tenda dan merupakan tempat favorit pendaki bermalam untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya menuju puncak.
Sesampainya di kandang badak tepat pada jam 1 siang kamipun langsung mendirikan tenda, setelah itu memasak perbekalan yang sudah kami siapkan, maklum kami ssngat keroncongan karena di perjalanan kami hanya nyemil-nyemil makanan kecil.

(Eksis sambil ngopi)
Oh iya di kandang badak ini juga terdapat sumber air yang melimpah dan yang terpenting di kandang badak ini ada juga musholla dan toilet loh, wow gak kepikiran ya di tempat seperti ini ada toilet juga musholla.
Tetapi musholla disini merupakan shelter/pos yang di jadikan musholla tapi sangat bermanfaat untuk menunaikan ibadah kepada Allah SWT.
Sesudah kenyang mengisi perut dan ngopi-ngopi cantik kamipun akhirnya tidur maklum semalaman kemarin kami begadang belum sempat tidur dan langsung melanjutkan perjalanan hehehe jangan di contoh ya kawan, seharusnya jika kalian ingin melakukan pendakian kalian wajib tidur terlebih dulu supaya fit dan bugar.

Pada jam 5 sore saya terbangun karena hujan yang sangat deras mengguyur tenda kami, alhasil tenda kamipun sedikit rembes kemasukan air.
Tak disangka dan tak terduga hujan di sore itupun berlanjut sampai malam, ya hujan yang sangat deras masih mengguyur kami bahkan hujan itupun masih berlanjut hingga jam 11 malam, alhasil kami sedikit khawatir jika hujan masih turun sampai subuh nanti kami tidak akan jadi mengejar sunrise di puncak.
Hujan masih menemani kami semalaman suntuk, sampai saya melihat jam dan menunjukkan waktu jam 1 malam hujan masih belum reda kamipun hanya bisa berdiam diri di dalam tenda sambil kembali mengisi perut, ngopi, dan mengobati bete dengan mengobrol dan bercanda ria.
Yang saya dan teman-teman tidak kuat alami pada malam hari itu adalah dingin nya yang sangat menusuk tulang, bayangkan saja dari jam 5 sore tadi saya dan teman-teman saya tidak bisa melanjutkan tidur lagi karena memang hawa dingin yang sangat-sangat.
Biarpun sudah memakai celana dua lapis baju dua lapis dan jaket tapi dingin nya masih terasa sekali.
Akhirnya pada jam 3 dini hari hujan pun mulai reda, saya pun sempat keluar tenda dan ngobrol dengan orang Jakarta yang mendirikan tenda di sebelah tenda kami.
Kata beliau suhu di kandang badak tadi tembus pada 2 derajat celcius karena beliau memiliki jam tangan yang di lengkapi altimeter.
Wowww amazing kata saya di dalam hati mungkin karena hujan yang mengguyur kami dari sore sampai jam 3 subuh ini telah menurunkan suhu sampai turun 2 derajat celcius.

Akhirnya saya pun melanjutkan kembali beristirahat sampai jam 5 subuh.
Kami semua hanya bisa tidur satu sampai dua jam pada malam itu dan bangun jam 5 subuh.
Setelah bangun kamipun menyiapkan sarapan dulu untuk mengisi perut karena kami akan ke puncak pada jam 6 pagi.
Pada jam 6 pagi akhirnya kami kembali melanjutkan perjalanan, dari kandang badak sampai puncak gede di butuhkan waktu 2 jam, trek menuju puncak ternyata di luar dugaan kami.
Kali ini kami harus melewati trek berupa bebatuan, tanah, dan akar pohon yang memang sangat lebat serta jalan menanjak yang nyaris tanpa bonus jalan datar.
Setelah kurang lebih 30 menit kami berjalan akhirnya kami tiba di sebuah persimpangan yaitu ke kiri untuk ke puncak gede dan ke kanan ke puncak pangrango, kamipun memilih jalur ke kiri untuk ke puncak gede.
Setelah 30 menitan lagi kami mendaki akhirnya kami tiba di tanjakan setan.
(Tanjakan setan)
Tanjakan setan merupakan sebuah tanjakan yang kemiringan mencapai 60 derajat, perlu sebuah tali untuk melewati tanjakan ini dan tentunya kehati-hatian karena sangat curam, sebetulnya ada jalan lain untuk tidak melewati tanjakan ini tapi jalan itu memutar dan memakan lebih banyak waktu jadi kami memutuskan untuk lewat sini.
(Penampakan gunung pangrango yang terlihat jelas selepas tanjakan setan)
Selepas tanjakan setan trek yang kami hadapi ternyata lebih kejam lagi kali ini di dominasi oleh batu dan akar pohon yang sangat lebat tak heran sesekali kami harus berpegangan pada pada akar pohon karena
treknya yang semakin menanjak.
Setelah satu jam kami kembali berjalan dan akhirnya teng tereng teng teng......
Kamipun tiba di puncak , eeeiittsss tapi ini bukan puncak sebenarnya loh ini masih puncak bayangan kami harus berjalan kaki lagi satu kilometer untuk mencapai top puncak gede.
Puncak gunung gede tidak seperti puncak gunung pada umumnya, puncak gunung gede merupakan sebuah lereng gunung yang berdiameter hingga 3 kilometer dan membentuk sebuah kaldera yang sangat indah.
Itulah alasan kenapa banyak pendaki banyak yang penasaran dengan keindahan gunung ini.
(Puncak gede dengan view gunung pangrango)
(Jalan ke puncak yang ke tutup kabut. Keren ya)
(Lautan awan dan langit yang biru)
(Penampakan kawah dan gunung pangrango yang bikin speechless)

(Penulis lagi gaya hehehe)
(Dari kiri ipey, penulis, my brother ambin, fadil)

(Mantaplah)
(Eksis rame-rame)

(Selfie bareng dengan view pangrango)

(Masih selfie bareng)

(Masih selfie bareng lagi)
(Sepasang kekasih hehe romantis banget ya)
(Aduh jadi ngiri liat mereka hihi)
(Penulis di tugu triangulasi)



Pada pagi itu tepat jam 08:30 kami akhirnya sampai di puncak, setelah puas berfoto ria dan melihat pemandangan yang sangat indah kami berlima memutuskan untuk turun kembali ke tenda di kandang badak karena cuaca yang mulai mendung.
Di luar dugaan ternyata perjalanan turun lebih cepat, satu jam lebih perjalanan turun kami sampai ke kandang badak.
Sesampainya di kandang badak kami langsung menyiapkan makan siang dan mulai packing barang untuk pulang.

Setelah perut terisi penuh kami pun packing dan mulai meninggalkan kandang badak tepat jam 11 siang.
Awalnya perjalanan pulang berjalan lancar sampai akhirnya kami sampai di air terjun panca weuleuh dan hujan pun mulai turun.
Sontak kami bergegas mengenakan jas hujan masing-masing agar tetap kering, oh ya yang saya salutkan kaka saya ambin sepatu nya sempat jebol saat kemarin tiba di kandang badak dan kami hanya membawa sandal jepit akhirnya dia pun dengan terpaksa memakai sandal jepit dari perjalanan ke puncak sampai kami pulang kerumah.

Jujur perjalanan turun kali itu sangat berat karena hujan yang mengguyur kami tidak kunjung reda, sampai kami sempat berteduh di beberapa pos yang kami lewati, tadinya kami menunggu hujan reda dan menunggu cukup lama di pos batu kukus 3.
tapi kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan karena kami khawatir akan kemalaman jika menunggu hujan yang tak kunjung reda.
Akhirnya kami sampai di basecamp tepat pada jam 6 sore, kami sempat menunggu hujan reda dulu sampai jam 9 malam dan akhirnya kami sampai rumah juga pada jam 11 malam.

Senang sekali rasanya dan bersyukur bisa menyambangi gunung Gede-Pangrango yang katanya adalah surganya jawa barat.
Sekian pengalaman penulis tentang pendakian gunung Gede-Pangrango via Cibodas.

Terimakasih kepada:
- Allah SWT
- Fadill
- Mba nunu
- Ambin
- Ipey
- Billy
- Dan yang lainnya.

Nb: sekarang untuk dapat memasuki kawasan Taman Nasional Gede Pangrango pihak Taman Nasional telah memberlakukan sebuah sistem baru dimana surat kesehatan nya harus di buat langsung di klinik resmi milik TNGGP yaitu klinik Edelweiss yang ada di dekat kantor TNGGP surat sehat nya seharga 25rb.
Sehingga sekarang tidak dapat memakai surat sehat dari puskesmas ataupun rumah sakit lain.

2 komentar: